mute me!

..just mute me..
2008/04/30
sound of mute

--

Okay. Aku tahu kalau aku bukan orang yang suci. Aku tahu kalau nantinya pasti aku akan mampir, entah lama atau sebentar, ke neraka. Tapi tidak pernah terbayangkan aku akan lebih cepat mampir di sini, ketika aku bahkan blum merasakan keindahan dunia yang paling nikmat. Haha~ it’s not like i’m going to Vegas and do some crazy stuffs. But at least, sekali-dua kali, aku ingin sebelum mati melakukan hal-hal gila yang ga bakal aku lakukan.

Walaupun aku berkeinginan seperti itu, tak ada yang terlintas apa yang akan kulakukan. Tiba-tiba aku merasa bodoh. Toh aku sudah ada di sini. Apapun nama tempat ini.

Yang kubayangkan selama ini sosok sebuah neraka adalah tempat dengan api yang menjalar-jalar. Panas yang menyengat kulit. Tapi ini adalah tempat yang sangat indah. Indah sampai begitu mengharukan. Dindingnya terbuat dari pualam, langit-langit yang begitu tinggi sampai tak terlihat. Aku seperti melihat langit. Walau begitu, entah dari sisi mana, tempat ini terasa begitu hampa dan kosong. Mungkin tempat yang begitu luas dan tanpa batas, membuat perasaan itu muncul.

“Cepat dikit knapa?” Dia kembali lagi ke arahku untuk menarikku.

Aku menepisnya. “Paling tidak jelaskan padaku apa yang terjadi. Apa aku akan diadili atas dosa-dosaku? Atau aku akan bertemu dengan Tuhan?” Melihat tampangnya setelah mendengar pertanyaanku, aku merasa melontarkan pertanyaan paling bodoh sedunia.

Dia tertawa terbahak-bahak. “Hahaha.. Jangan main-main denganku. Upacara harus segera dimulai.” Ia kembali menarik tanganku.

Upacara? Upacara pengorbanankah? Bayangan-bayangan liar kembali muncul. “Hey! Upacara apa?? You owe me an answer! Kamu tidak bisa tiba-tiba menculikku dan membawaku ke sembarang tempat, entah neraka, atau tempat apa ini, dan kemudian mengorbankan aku ke suatu upacara persembahan!!!” aku mulai histeris. Perasaan frustasiku sejak tadi pagi akhirnya meledak juga.

Dia mulai bingung. “Kamu amnesia?”

“Tidak.” Pertanyaan dan jawaban yang sama-sama konyol.

Dia terlihat cemas. “Ini punyamu kan?” Dia memperlihatkan kalung itu. Dan makin jelaslah duduk perkaranya. Dia memungut orang yang salah. Sebagaimana aku memungut barang yang salah.

“..technically..”

Dia mulai tak sabar dan sedikit emosi. “Apa maksudmu technically???!”

Entah hanya bayanganku atau tidak, tapi sekilas aku merasa sosoknya berubah sesaat. Dan tiba-tiba rasa ketakutan yang hebat menjalar begitu kuat. Aku langsung tersadar lagi, bahwa gadis di depanku ini adalah devil, walaupun sosok luarnya terlihat begitu manis dan cantik, ramah dan ceria. “Weee~~ll,” Aku menelan ludahku keras. “Kalung itu menjadi punyaku sejak sekitar sebulan yang lalu, aku menemukannya di tempat sampah.”

“APAAA????” Ku memejamkan mataku, takut dengan apa yang akan kulihat jika dia marah. Aku merasa badanku digoyang-goyang oleh cengkeraman tangannya di pundakku. Rasa dingin dan kegelapan menjalar di sekitar tangannya yang menyentuh kulitku. “Maksudmu kamu bukan Idunn?”

“He?” Melihat tampangku yang bingung, dia tau bahwa dirinya telah ‘memungut’ orang yang salah.

Dia mulai resah dengan berjalan memutariku. Dan bergumam sesuatu yang tak jelas. Ketika aku berusaha untuk menyimaknya, tiba-tiba dia berteriak. “Ah!! Kau tak boleh ketahuan di sini!!! Kita harus kembali ke Midgard.”

Aku tambah bingung. “Midgard? As it in Nordik myth?” Waktu kecil, aku ingat ayahku sering bercerita tentang mitologi Nordik, dari Odin sampai Fenrir. Aku selalu merengek memintanya untuk bercerita setiap aku akan tidur. Mendengar gadis bersayap hitam ini menyebutkan kata yang tak asing itu, aku bingung. myth is a myth, right?

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Kontan gadis itu menarikku. “Cepat sembunyi!” Kami mencoba sembunyi di antara pilar-pilar. Berharap pilar-pilar yang tinggi besar itu menutupi diri kami. Kami bersembunyi di tempat yang cukup gelap, yang kurasa cukup aman untuk kami.

Gadis itu melongok dan tampak sedikit terkejut oleh yang ditemuinya. “Nyr!! Dia tak mungkin di sini!!!” Tampak kesal dengan apa yang didapatinya. Ia menggumam sendiri. “Untuk apa dia ke Svartálfheim???” Kata itu membuatku mengernyitkan dahiku. Svartálfheim menurut mitologi Nordik merupakan dunia kaum elf dari kegelapan atau dark elf.

“Hei, tempat ini Svartálfheim? Iyakah???” tanyaku cepat, entah dengan nada panik atau antusias. Kurasa ketertarikanku terhadap mitologi Nordik memicu keingintahuanku. Kalau benar, ini adalah dunia para dark elf, berarti gadis ini adalah salah satunya. Dia menghancurkan image seorang dark elf yang kubayangkan. Dark elf yang kutau tidak bersayap hitam seperti iblis. Bahkan kupingnya pun seharusnya berujung lancip. Gadis ini tak sedikit pun seperti itu. Kecuali aku yakin, di balik tampangnya yang imut dan manis, tersimpan kegelapan yang mengerikan.

Gadis itu tak menggubrisku. Dan aku terus saja mengganggunya dengan pertanyaan itu. Sampai akhirnya dia kesal. „Iyaaa!! Ini adalah Svartálfheim!!! Puas???” Jawabannya yang cukup keras itu sama saja bunuh diri. Dan dia segera menyesalinya. „Sial!! Gara2 kamu kan!! Sembunyi... sembunyi..“ Dia semakin menarikku ke tempat gelap.

Langkahnya terhenti. Dari punggungnya aku tahu dia tampak tertegun. Apakah kita ketahuan??

Dan aku melihatnya.

Sesosok laki-laki. Tegap. Dengan sayap putih yang indah terlipat di punggungnya. Baju putih bersih melekat di tubuhnya.

Sejenak aku menikmati sosoknya. Aku tersadar. Lelaki ini begitu menarik dan cantik, namun terasa begitu dingin. Begitu dingin sampai aku tak berani menatap matanya lama. Atau bahkan mengajaknya berbicara.

Ironis. Aku merasa melihat malaikat di kegelapan.

”Nyr.. apa yang kamu lakukan di sini. Ini bukan tempat bagi elf sepertimu.” Katanya kaku. Dia menarikku ke belakang punggungnya.

”Ini juga bukan tempat bagi apapun di belakangmu.” Dingin. Apapun katanya!! Sungguh tidak sopan.

”Bukan urusanmu!! Minggir! Kamu menghalangi jalanku!!” Dia mencoba melewatinya dan menarikku. Sesaat ketika aku kira lelaki bernama Nyr itu membiarkan kami pergi, dia mencengkeram lengan gadis itu.

”Kau tau ini akan jadi urusan kita semua bila manusia sampai datang ke sini, Mute.” katanya dingin. Aku baru tersadar bahwa aku baru tahu nama gadis itu. Mute. Hah,, sungguh berlawanan dengan sosok aselinya. Bisu dari mananya. Cerewetnya kayak gitu. Well, nampaknya semua yang ada di sini memang tampak terbalik.

”Lepas!” Mute berusaha melepaskan cengkeraman itu. ”Aku akan membawa dia kembali ke Midgard. Dan semua akan kembali normal.” kata Mute cepat. ”Baik para Dewa Tinggi maupun mereka yang tinggal di dunia bawah tak perlu TAU ini pernah terjadi.” Mute menekankan kata-kata terakhirnya. ”Yang perlu kulakukan hanyalah kembali mencari Id..” Tersadar dia terlalu banyak bercerita, ia berhenti cepat.

Nyr tersenyum. Tidak bisa tidak, aku terpesona oleh senyuman itu. ”Idun maksudmu?”

Mute tidak menggubris Nyr. Ia menarikku cepat. Dan kembali ke posisi di mana kami datang tadi. Kedua sayapnya kembali melingkupi kami, dan perasaan yang tadi kurasakan kembali lagi. Di tengah-tengah sensasi itu, aku berpikir. Idun? Jadi Mute sebenarnya mencari Idun? Setauku Idun adalah Dewi kemudaan, kesuburan, dan kematian dalam mitologi Nordik. Keistimewaan yang dia miliki adalah ialah yang memiliki apel yang dapat membuat para Æsir atau Dewa-dewa Tinggi menjadi abadi dan awet muda.

Ada apa ini sebenarnya?? Sungguh tidak masuk akal semua ini.


posted by mini.me @ 18:50  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 

© 2006 mute me! | Blogger Templates by Gecko & Fly.
No part of the content or the blog may be reproduced without permission.
Learn how to Make Money Online at GeckoandFly
First Aid and Health Information at Medical Health

 
 

Web This Blog
it's me..


Name: mini.me
Home: yogyakarta
About Me: two girls share the same dream. have different style but still happen to create something fabulous.
See my complete profile

before...
past...
another link..
the gangs..
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
affiliates

make money online blogger templates

Powered by Blogger